Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencetak sejarah baru dalam penanggulangan bencana dengan menggelar simulasi evakuasi bencana terbesar di dunia, yang melibatkan lebih dari 50.000 peserta di berbagai titik rawan gempa dan tsunami. Kegiatan kolosal ini digelar serentak di kawasan pesisir selatan dan utara Pulau Lombok serta sebagian wilayah Sumbawa, dengan dukungan penuh dari BNPB dan lembaga internasional.
Simulasi ini bertujuan untuk menguji kecepatan respons masyarakat dalam menghadapi potensi bencana alam, khususnya gempa bumi dan tsunami, yang memang menjadi ancaman nyata di wilayah NTB. Kegiatan ini sekaligus menjadi simulasi evakuasi bencana dengan jumlah peserta terbanyak secara global, dan tengah diusulkan untuk masuk dalam rekor Guinness World Records.
Gubernur NTB menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari komitmen serius daerah dalam membangun budaya sadar bencana. “Kami ingin masyarakat tidak hanya tanggap, tetapi juga siap secara mental dan fisik menghadapi situasi darurat. Ini soal menyelamatkan nyawa,” tegasnya.
Simulasi ini melibatkan berbagai unsur, termasuk TNI-Polri, BPBD, Basarnas, relawan desa tangguh bencana, pelajar, dan warga umum. Prosedur evakuasi dilakukan secara nyata, lengkap dengan peringatan dini, rute penyelamatan, serta penanganan korban simulatif.
Pihak BNPB menyambut baik inisiatif NTB sebagai provinsi dengan tingkat kesiapsiagaan paling progresif di Indonesia. Bahkan, beberapa negara mitra seperti Jepang dan Selandia Baru mengirim tim pengamat untuk mempelajari pola evakuasi komunitas berbasis lokal yang diterapkan NTB.
Dengan suksesnya kegiatan ini, NTB tak hanya memperkuat mitigasi risiko bencana, tetapi juga menempatkan diri sebagai contoh global dalam pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat.