Lombok Barat, NTB – Agustus 2025 — Warga Desa Kuripan Utara, Kabupaten Lombok Barat, digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria yang belakangan diketahui bernama Brigadir Polisi Esco (35). Jasad anggota kepolisian itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sebuah lahan kosong pada Selasa pagi. Peristiwa ini segera menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai spekulasi mengenai penyebab kematiannya.
Kapolres Lombok Barat, AKBP Bagus Satrio, membenarkan bahwa korban merupakan anggota Polri yang bertugas di wilayah hukum Polda NTB. “Betul, korban adalah anggota yang berdinas aktif. Saat ini tim kami masih melakukan penyelidikan mendalam terkait penyebab kematian,” ujar Bagus. Penemuan ini membuat geger, sebab korban dikenal disiplin dan tak memiliki catatan pelanggaran serius.
Jasad Brigadir Esco pertama kali ditemukan oleh seorang petani yang hendak menuju sawah sekitar pukul 06.30 WITA. Saat melintas, ia melihat tubuh manusia tergeletak dengan posisi telentang di pinggir semak. Petani itu segera melaporkan temuan tersebut kepada aparat desa, yang kemudian diteruskan ke pihak kepolisian. Tak lama berselang, tim Inafis Polres Lombok Barat tiba di lokasi.
Menurut hasil pemeriksaan awal, tubuh korban tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan parah, menandakan kematian diperkirakan baru terjadi dalam 12 jam terakhir sebelum penemuan. Namun, polisi menemukan beberapa luka di bagian kepala dan lengan korban. Hal ini membuat dugaan adanya tindak kekerasan semakin menguat. “Kami tidak ingin terburu-buru menyimpulkan, autopsi tetap diperlukan,” kata Bagus.
Kabar kematian Brigadir Esco cepat menyebar di kalangan masyarakat maupun internal kepolisian. Rekan-rekan sesama polisi menyebut korban merupakan sosok yang ramah dan berdedikasi tinggi. “Dia jarang bermasalah, selalu membantu ketika ada operasi. Kepergiannya sangat mengejutkan kami semua,” ungkap salah seorang rekan dinasnya yang enggan disebutkan namanya.
Pihak keluarga korban di Kota Mataram juga tidak kuasa menahan tangis saat jenazah dibawa ke rumah duka. Ayah korban menyebut anaknya pamit bekerja seperti biasa sehari sebelumnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda aneh. “Kami minta polisi mengusut tuntas kasus ini. Jangan sampai ada yang ditutup-tutupi, kami ingin keadilan untuk anak kami,” ucapnya dengan suara bergetar.
Polisi kini sedang menelusuri rekam jejak aktivitas terakhir korban. Dari keterangan sementara, Brigadir Esco terakhir terlihat di sekitar wilayah Ampenan pada malam hari sebelum ditemukan meninggal. Diduga ia sedang dalam perjalanan pulang, namun jejak pergerakannya masih samar. CCTV di beberapa titik tengah diperiksa untuk menguatkan kronologi kejadian.
Autopsi dilakukan di RS Bhayangkara Mataram. Tim forensik menemukan adanya benturan keras di kepala yang menyebabkan pendarahan internal. Selain itu, terdapat bekas perlawanan di lengan korban. Fakta ini semakin memperkuat dugaan bahwa korban menjadi korban tindak kriminal. Namun, polisi masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan detail penyebab kematian.
Kasus ini menyedot perhatian publik karena korban adalah aparat penegak hukum. Banyak pihak menuntut agar penyidikan dilakukan secara transparan. Pengamat hukum di NTB, Andi Prasetya, mengatakan bahwa penyelidikan kasus ini akan menjadi ujian serius bagi kepolisian. “Masyarakat akan menilai sejauh mana Polri bisa bersikap netral dan tegas dalam kasus yang menimpa anggotanya sendiri,” ujarnya.
Spekulasi beredar luas di media sosial, mulai dari dugaan motif pribadi, dendam, hingga keterlibatan jaringan kriminal. Meski demikian, polisi mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi berlebihan sebelum hasil penyelidikan keluar. “Kami minta masyarakat bersabar. Semua bukti sedang kami kumpulkan agar terang benderang,” kata Kapolres Bagus.
Pemerintah daerah Lombok Barat melalui Bupati H. Fauzan Khalid juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Brigadir Esco. Ia berharap kasus ini segera terungkap sehingga masyarakat tidak terus dihantui rasa cemas. “Kami percaya kepolisian mampu bekerja profesional. Mari kita beri ruang bagi aparat untuk mengusut tuntas kasus ini,” ujarnya.
Di sisi lain, kasus ini membuka kembali perbincangan tentang keamanan di wilayah NTB. Beberapa pihak menilai bahwa peningkatan patroli dan sistem keamanan masyarakat perlu digalakkan kembali. “Jika seorang aparat bisa menjadi korban, bagaimana dengan warga biasa? Ini jadi alarm serius,” kata tokoh masyarakat Kuripan Utara.
Saat ini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, termasuk warga sekitar lokasi penemuan dan rekan-rekan kerja korban. Diduga, ada beberapa orang terakhir yang sempat berkomunikasi dengan Brigadir Esco sebelum ia meninggal. Informasi ini diharapkan bisa menjadi kunci untuk mengungkap misteri kasus tragis tersebut.
Kasus penemuan mayat Brigadir Esco di Lombok Barat kini menjadi sorotan nasional. Publik menunggu perkembangan lebih lanjut, termasuk kemungkinan terungkapnya pelaku di balik kematian tragis ini. Kepolisian menegaskan akan bekerja semaksimal mungkin agar kasus ini tidak hanya menjadi kabar duka, tetapi juga momentum penegakan hukum yang tegas dan transparan.
Baca: AMMAN Luncurkan Kompetisi Jurnalis Cerita Sasambo 2025