Fri. Aug 8th, 2025

Lombok, 7 Agustus 2025 – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatatkan langkah besar dalam transformasi energi nasional. Melalui pemanfaatan panas bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), NTB kini bersiap menjadi lumbung energi baru yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Indonesia Timur.

Langkah ini sejalan dengan target pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, sekaligus menjadikan NTB sebagai model daerah berenergi bersih yang mandiri.

Panas Bumi Dompu–Sumbawa: Potensi Besar yang Mulai Dimanfaatkan
Wilayah Dompu dan Sumbawa menyimpan cadangan panas bumi (geothermal) yang tergolong besar di kawasan timur Indonesia. Beberapa titik telah melalui tahap eksplorasi dan masuk ke tahap pembangunan pembangkit skala menengah hingga besar.

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menyampaikan bahwa sumber daya panas bumi di NTB mampu menghasilkan ratusan megawatt listrik bersih yang dapat menopang kebutuhan energi daerah sekaligus memasok kawasan industri.

“Energi terbarukan bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan. Panas bumi ini berkah yang akan kami kelola dengan bijak,” tegasnya dalam agenda peluncuran NTB Green Energy 2025.

PLTS Lombok Tengah dan Lotim: Energi Matahari yang Melimpah
Selain geothermal, NTB juga aktif mengembangkan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di beberapa wilayah, seperti Lombok Tengah dan Lombok Timur. Dengan tingkat penyinaran matahari yang tinggi sepanjang tahun, potensi solar panel untuk menghasilkan listrik sangat besar.

PLTS skala komunitas juga mulai tumbuh di desa-desa terpencil, sebagai bagian dari upaya elektrifikasi 100% berbasis energi bersih. Ini menjadikan NTB sebagai salah satu provinsi dengan tingkat adopsi PLTS tertinggi di Indonesia.

Dukungan Investasi Hijau dan Kerja Sama Internasional
Proyek-proyek energi terbarukan di NTB mendapat dukungan dari berbagai lembaga dan investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Lembaga donor seperti UNDP dan ADB, serta mitra swasta dari Jepang, Korea Selatan, dan Eropa menunjukkan minat kuat dalam mendanai pembangunan geothermal dan PLTS.

Pemprov NTB menawarkan berbagai insentif dan skema kerja sama berbasis public-private partnership (PPP) untuk mempercepat pembangunan infrastruktur energi hijau.

Manfaat Ekonomi dan Lingkungan bagi Masyarakat Lokal
Selain aspek teknis dan investasi, pengembangan panas bumi dan PLTS juga berdampak langsung bagi masyarakat. Ribuan lapangan kerja baru terbuka, desa-desa terpencil yang dulu belum tersentuh listrik kini mulai terang, dan biaya operasional listrik masyarakat semakin ringan.

“Dulu kami hanya pakai genset malam hari, sekarang siang pun bisa nyalakan alat rumah tangga karena ada PLTS,” ungkap Yanto, warga Desa Kawinda To’i di Dompu.

Menuju NTB Mandiri Energi 2026
NTB menargetkan menjadi provinsi mandiri energi berbasis terbarukan pada tahun 2026. Ini berarti seluruh kebutuhan listrik daerah diupayakan berasal dari sumber non-fosil, dengan sistem distribusi cerdas dan efisien.

Program ini masuk dalam strategi besar “NTB Gemilang” yang mengedepankan prinsip pembangunan hijau, ekonomi sirkular, dan keberlanjutan.

Panas Bumi dan PLTS Jadi Pilar Masa Depan NTB
Dengan pengembangan panas bumi dan PLTS, NTB tak hanya mengamankan pasokan energi bersih untuk masa depan, tapi juga menunjukkan kepemimpinan di level nasional dalam mewujudkan lumbung energi baru dari sumber terbarukan.

Langkah ini tidak hanya menjawab krisis energi dan isu perubahan iklim, tapi juga membuka jalan menuju pembangunan inklusif yang berkeadilan bagi seluruh rakyat NTB.

Baca: pembongkaran 48 usaha di bingin beach oleh pemprov bali

By Torri