Kejadian menegangkan terjadi di sebuah rumah makan bakso ketika seorang pegawai mengalami tangan tersekap di mesin penggiling daging. Insiden ini terjadi saat siang hari ketika mesin sedang beroperasi penuh, dan korban yang terburu-buru mencoba memperbaiki kotoran yang menyangkut di bagian penggiling. Rekan kerja segera mematikan aliran listrik, namun tangan korban tetap terjebak.
Tim Pemadam Kebakaran (Damkar) menerima laporan dan langsung menuju lokasi dengan perlengkapan darurat. Proses evakuasi memakan waktu sekitar 20 menit karena bagian mesin yang menahan tangan korban cukup kuat. Petugas Damkar menggunakan alat pemotong khusus dan pelindung tangan untuk membebaskan korban tanpa memperparah cedera.
Korban, seorang pria berusia 28 tahun, langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Dokter menyatakan adanya luka robek pada tangan dan beberapa memar akibat tekanan mesin, namun kondisi korban kini stabil. Rekan-rekan kerja menyatakan mereka sempat panik karena tidak tahu cara menghadapi mesin yang besar dan berat itu.
Kepolisian setempat menyatakan bahwa kasus ini dikategorikan kecelakaan kerja. Pihak manajemen rumah makan juga diperiksa untuk memastikan standar keselamatan dan prosedur operasi mesin telah diterapkan. Aparat menekankan pentingnya pelatihan keselamatan bagi semua pegawai yang menangani peralatan berat dan berputar.
Ahli keselamatan kerja mengingatkan bahwa mesin penggiling daging, meski terlihat sederhana, bisa sangat berbahaya jika digunakan tanpa prosedur. Penggunaan sarung tangan khusus, pengamanan mesin, dan perhatian penuh saat membersihkan kotoran menjadi langkah wajib untuk mencegah kecelakaan serupa.
Kejadian ini juga memicu diskusi di kalangan pengusaha rumah makan mengenai pentingnya sertifikasi dan pemeliharaan mesin. Banyak pemilik usaha kini berencana menambahkan pengaman otomatis dan alarm untuk mencegah pegawai memasukkan tangan saat mesin aktif. Selain itu, edukasi keselamatan kerja harus menjadi agenda rutin agar kecelakaan tidak lagi terjadi di dapur komersial.
Masyarakat sekitar turut menyoroti insiden ini sebagai peringatan nyata bahwa pekerjaan di dapur profesional tidak kalah berisiko dibanding lapangan industri. Meski hasil masakan lezat, keselamatan pegawai harus menjadi prioritas utama. Para pegawai dianjurkan tetap waspada, memahami mesin, dan menghindari tindakan terburu-buru yang bisa berakibat fatal.
Korban dan manajemen rumah makan berharap insiden ini menjadi pembelajaran. Pihak rumah sakit juga menyarankan pemulihan fisik dan mental korban, karena trauma kecelakaan di dapur bisa mempengaruhi kinerja dan kepercayaan diri. Semua pihak menegaskan pentingnya kombinasi disiplin kerja dan alat pelindung sebagai kunci mencegah kecelakaan yang bisa terjadi dalam hitungan detik.
Baca: Tragedi di Bukit Sempana Pelajar Mataram Meninggal saat Mendaki